Saya rasa pembaca sekalian pernah mendengar nama tersebut,Bermuda Triangle atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Segitiga Bermuda.
Jika kita melihat gambar planet Bumi di atas,ada 3 pulau yang jika dihubungkan dengan garis akan membentuk sebuah segitiga sama sisi.Yaitu Miami, San Juan dan Bermuda.
Segitiga itulah yang dikenal dengan sebutan Bermuda Triangle atau Segitiga Bermuda.
Nama "Bermuda Triangle" pertama kali dipakai oleh seorang jurnalis yang bernama Vincent H. Gaddis dalam artikel untuk majalah Argossy pada tahun 1964.
Gaddis juga menulis sebuah buku Invisible Horizons pada tahun 1965 yang selanjutnya membantu penyebaran konsep dari Segitiga Bermuda.
Misteri Segitiga Bermuda muncul sekitar tahun 1950 dimana banyak laporan mengenai hilangnya kapal dan pesawat secara misterius di daerah itu,termasuk hilangnya penerbangan 19 US NAVY dan sekelompok Angkatan Laut Amerika Serikat.
Di bawah ini ada beberapa kasus mengenai Segitiga Bermuda :
Flight 19
Flight 19 adalah sebuah penerbangan pelatihan pembom TBM Avenger yang hilang pada 5 Desember 1945. Jalur penerbangan skuadron itu dijadwalkan terbang di lautan Atlantik sejauh 120 mil ke timur, 73 mil ke utara, dan kemudian kembali ke pangkalan angkatan laut, tetapi mereka tidak pernah kembali.
Spekulasi yang muncul adalah bahwa penerbangan mengalami kecelakaan atau kerusakan pada kompas sehingga mereka bingung menentukan arah.Penerbangan berlangsung siang hari di bawah pengawasan seorang pilot berpengalaman, Letnan Charles Taylor Carroll.
Tragedi Flight 19 belum berakhir.
Telah dikirimkan pesawat Marinir untuk mencari skuadron yang hilang itu,tapi pesawat Marinir itu pun ikut menghilang dan tidak pernah kembali.
USS Cyclops
Hilangnya kapal USS Cyclops merupakan kejadian terbesar dalam sejarah Angkatan Laut AS.
Lt. Cdr GW Worley dan 309 awak kapal hilang tanpa jejak beberapa saat setelah meninggalkan pulau Barbados pada 4 Maret 1918.
Beberapa kemungkinan muncul mengenai kejadian ini.Diantaranya karena badai dan serangan musuh.
Sebenarnya apa yang menyebabkan kapal – kapal dan pesawat – pesawat menghilang?
Ada apa di Segitiga Bermuda?
Apa benar Segitiga Bermuda merupakan sebuah pintu menuju dimensi ke 4?
Apa benar ada markas alien dibawah laut Segitiga Bermuda yang menculik kapal dan pesawat yang terbang diatasnya?
Tentu saja pertanyaan – pertanyaan diatas sulit dijawab.
Tapi setidaknya,ada beberapa teori yang dikemukakan oleh peneliti mengenai fenomena – fenomena yang terjadi di Segitiga Bermuda.
1. Gangguan Pada Kompas
Gangguan pada kompas banyak disinggung dalam beberapa insiden,bahwa kemungkinan adanya gaya magnetik yang cukup kuat di daerah tersebut.Kompas memang bisa terganggu jika ada gaya magnetik,sebuah fakta yang diketahui banyak orang apalagi untuk seorang pilot dan navigator.Tapi teori ini belum bisa dibuktikan.
2. Human Error
Salah satu penjelasan yang populer dalam penyelidikan mengenai hilangnya pesawat atau kapal adalah Human Error.Bahwa sebenarnya kecelakaan – kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri.
3. Adanya Semburan Gas Metana
Teori ini mungkin cukup masuk akal.Karena gas metana menyebabkan kepadatan air menjadi berkurang sehingga apa yang ada diatasnya akan tenggelam.
Tanda berwarna kuning pada peta diatas menunjukkan lokasi dimana gas metana yang menyembur dari perut bumi dan daerah Segitiga Bermuda berada di lingkaran merah.
Mungkin ini bisa menjelaskan penyebab tenggelamnya kapal – kapal,tapi bagaimana dengan pesawat?
Apa mungkin gas metana mengaburkan pandangan para pilot sehingga menyebabkan kecelakaan?
Maybe yes,maybe no.
Tapi ada teori yang dikemukakan oleh Albert Einstein yaitu “Unified Field” atau penyatuan medan.
Menurut Einstein, dalam perhitungan-perhitungan ilmiah manusia tidak hanya berurusan dengan tinggi, lebar dan panjang melainkan juga dengan satu dimensi lain, yaitu waktu.
Sebuah teori Einstein menyatakan bahwa konsep ruang waktu dan energi materi bukanlah dua kesatuan yang terpisah sama sekali. Keduanya bisa terjalin dalam keadaan tertentu. Dan kalau itu benar-benar terjadi, tidaklah mustahil benda bisa muncul dan lenyap secara mendadak, seakan-seakan mengalami proses dematerialisasi.
Kalau kita mengembangkan pelaksanaan teori Einstein tentang “Unified Field” (penyatuan medan) yang menyatukan medan gravitasi dan elektromagnetik ke dalam teori ruang waktu, maka medan magnetik yang cukup kuat akan dapat menyebabkan barang/benda atau bahkan manusia berubah dimensi dan menjadi tak tampak. Pandangan teori “Unified Field” kemudian disamakan dengan peristiwa segitiga bermuda. Dengan kata lain, kita pasti akan dapat membuat sebuah alat yang disebut “mesin waktu”.
Dari teori Einstein inilah,muncul sebuah eksperimen yaitu Eksperimen Philadelphia.
Pada tahun 1943 Angkatan Laut AS menemukan praktek penyatuan medan ini ketika mengadakan percobaan rahasia di sebuah kapal perusak pada tahun 1943 (ketika masih Perang Dunia II). Karena percobaan dilaksanakan di Philadelphia, maka kemudian eksperimen ini lebih dikenal sebagai Percobaan Philadelphia.
Tujuan intinya adalah menyelidiki pengaruh medan magnetik terhadap kapal laut dan seisinya. Dua buah generator, yang satu menghasilkan pulsa magnetik dan yang satu tidak dihidupkan bersama-sama sehingga tercipta medan magnetik diatas dan disekeliling kapal. Hasilnya memang mengejutkan dan memang sangat penting, meskipun menimbulkan akibat buruk pada awak kapalnya.
Eksperimen mulai dijalankan, tampak suatu sinar kehijauan samar-samar. Perlu diketahui, bahwa laporan dari orang yang selamat dari Segitiga Bermuda, mengatakan menyaksikan kabut kehijauan. Peristiwa selanjutnya yang terjadi ialah seluruh kapal kemudian terselimuti kabut hijau dan akhirnya kapal bersama awaknya menghilang dari pandangan pengamat dan hanya garis permukaan laut yang kelihatan. Kapal itu tampak dan menghilang lagi, tampak dan menghilang lagi di daerah Norfolk, Virginia. Jadi percobaan itu dapat dikatakan sesuai dengan teori Unified Field.
Menurut seorang bekas awak kapal perusak itu, percobaan berhasil baik di lautan. Mereka telah berhasil menciptakan “ruang waktu” berbentuk spiral. Ruang waktu itu mempunyai radius sampai seratus yard atau 91 meter dari pusat pancaran magnetik, yang artinya setiap benda atau manusia bila berada dalam radius itu akan lenyap dari pandangan, tetapi masih mungkin dapat diraba. Ketika kapal itu lenyap dari pandangan, hanya lekukan kapal pada permukaan air yang tertindih kapal itu yang kelihatan. Semakin diperkuat gaya medan magnetik, mengakibatkan manusia pun turut lenyap, dan untuk dapat diketemukan, harus dengan jalan rabaan. Mereka baru tampak kembali setelah keluar dari medan magnetik itu. Istilah pelenyapan itu oleh mereka disebut “sedang mencair”.
Saya jadi teringat dengan perkataan seorang pembicara pada saat saya mengikuti seminar tentang IT tadi pagi.
Beliau berkata bahwa dengan teknologi sekarang manusia bisa memindahkan benda ke tempat lain dengan sekejap.
Beliau juga menambahkan kalau ini sedikit berbahaya jika dilakukan di Indonesia,karena ditakutkan listrik mati disaat proses pemindahan.(perkataan ini tentu saja sebuah candaan)
Tapi bagaimana dengan Segitiga Bermuda,apa mungkin disana ada sekelompok orang yang melakukan eksperimen Philadelphia,atau alam yang melakukannya?
Saya juga bingung,kenapa namanya Bermuda Triangle, bukan Florida Triangle atau San Juan Triangle.
Apa karena di antara ketiga pulau tersebut hanya Bermuda yang tidak berpenghuni?
Masih banyak tanya yang belum terjawab.
Referensi : bermuda-attractions.com bbc.co.uk neatorama.com wikipedia.org
Read More...
Sabtu, 19 Maret 2011
Sabtu, 05 Maret 2011
Fenomena Déjà vu
Sebuah fenomena yang terjadi ketika kita merasakan,melihat atau berada pada suatu pengalaman yang pernah kita alami sebelumnya,meskipun waktu yang tepat pada pengalaman sebelumnya tidak menentu dan sulit untuk dibayangkan.
Déjà vu
Secara harfiah dalam bahasa Perancis, Déjà vu adalah “pernah lihat”. Istilah ini diciptakan oleh seorang peneliti psikis Perancis, Émile Boirac (1851-1917) dalam bukunya L'Avenir des psychiques. Déjà vu biasanya disertai dengan rasa keakraban yang sangat kuat sehingga seseorang yang mengalami fenomena ini sangat yakin pernah dia alami sebelumnya. Déjà vu juga berkaitan dengan rasa emosional seseorang,ketakutan,kesenangan dan kesedihan.Bahkan beberapa peneliti mengklaim perasaan Déjà vu bisa dibangkitkan melalui hipnotis.
Banyak teori-teori yang muncul mengenai Déjà vu. Emile Boirac sendiri sudah meneliti fenomena ini sejak tahun 1876, namun ia tidak pernah secara tuntas menyelesaikan penelitiannya. Karena itu, banyak peneliti telah mencoba untuk memahami fenomena ini sehingga akhirnya kita mendapatkan Paling tidak 40 teori yang berbeda mengenai Déjà vu, mulai dari peristiwa paranormal hingga gangguan syaraf.
Universitas psikolog Anne M. Cleary,dalam Psychological Science, sebuah jurnal dari Asosiasi untuk Psychological Science, menjelaskan temuan terbaru tentang Déjà vu, termasuk banyak kesamaan yang ada antara Déjà vu dan pemahaman kita tentang recognition memory pada manusia.
Recognition memory adalah jenis memori yang memungkinkan kita untuk menyadari bahwa apa yang kita sedang alami pernah atau telah dialami sebelumnya, seperti ketika kita mengenali teman di jalan atau mendengar lagu familiar di radio. Otak berfluktuasi antara dua jenis recognition memory: ingatan dan keakraban.
Recognition memory terjadi ketika kita bisa menentukan misalnya ketika situasi saat ini sebelumnya pernah terjadi.Misalnya ketika kita bertemu seseorang di jalan,kita merasa yakin kalau kita pernah melihat orang itu sebelumnya tapi kita tidak tahu dimana.
Psikolog legendaris Sigmund Freud juga mengemukakan teori mengenai fenomena ini.
Tapi sebelumnya,kita lihat dulu gambar ini
Foto di atas adalah foto ilustrasi "Puncak gunung es" yang terkenal. Para ahli "otak" sering menggunakan ilustrasi di atas untuk menunjukkan seperti apa pikiran kita yang sebenarnya. Permukaan air adalah batas kesadaran kita. Pikiran Sadar kita adalah bongkahan yang muncul di atas permukaan laut. Sedangkan pikiran bawah sadar adalah bongkahan raksasa yang ada di dalam laut.
Menurut mereka, sesungguhnya sebagian besar informasi yang kita terima tersimpan di pikiran bawah sadar kita dan belum muncul ke permukaan. Hanya sebagian kecil dari informasi yang kita terima benar-benar kita ingat atau sadari. Prinsip ini adalah kunci penting untuk memahami Déjà vu.
Jadi intinya,banyak peristiwa yang kita alami tersimpan di pikiran bawah sadar kita.
Déjà vu terjadi ketika sebuah ingatan yang berada di pikiran bawah sadar kita muncul ke pikiran sadar kita dan ini dipicu dengan keadaan yang sama persis dengan apa yang pernah kita alami.
baca juga : Spontaneous Human Invisibility
Referensi : sciencedaily.com scienceagogo.com
Read More...
Déjà vu
Secara harfiah dalam bahasa Perancis, Déjà vu adalah “pernah lihat”. Istilah ini diciptakan oleh seorang peneliti psikis Perancis, Émile Boirac (1851-1917) dalam bukunya L'Avenir des psychiques. Déjà vu biasanya disertai dengan rasa keakraban yang sangat kuat sehingga seseorang yang mengalami fenomena ini sangat yakin pernah dia alami sebelumnya. Déjà vu juga berkaitan dengan rasa emosional seseorang,ketakutan,kesenangan dan kesedihan.Bahkan beberapa peneliti mengklaim perasaan Déjà vu bisa dibangkitkan melalui hipnotis.
Banyak teori-teori yang muncul mengenai Déjà vu. Emile Boirac sendiri sudah meneliti fenomena ini sejak tahun 1876, namun ia tidak pernah secara tuntas menyelesaikan penelitiannya. Karena itu, banyak peneliti telah mencoba untuk memahami fenomena ini sehingga akhirnya kita mendapatkan Paling tidak 40 teori yang berbeda mengenai Déjà vu, mulai dari peristiwa paranormal hingga gangguan syaraf.
Universitas psikolog Anne M. Cleary,dalam Psychological Science, sebuah jurnal dari Asosiasi untuk Psychological Science, menjelaskan temuan terbaru tentang Déjà vu, termasuk banyak kesamaan yang ada antara Déjà vu dan pemahaman kita tentang recognition memory pada manusia.
Recognition memory adalah jenis memori yang memungkinkan kita untuk menyadari bahwa apa yang kita sedang alami pernah atau telah dialami sebelumnya, seperti ketika kita mengenali teman di jalan atau mendengar lagu familiar di radio. Otak berfluktuasi antara dua jenis recognition memory: ingatan dan keakraban.
Recognition memory terjadi ketika kita bisa menentukan misalnya ketika situasi saat ini sebelumnya pernah terjadi.Misalnya ketika kita bertemu seseorang di jalan,kita merasa yakin kalau kita pernah melihat orang itu sebelumnya tapi kita tidak tahu dimana.
Psikolog legendaris Sigmund Freud juga mengemukakan teori mengenai fenomena ini.
Tapi sebelumnya,kita lihat dulu gambar ini
Foto di atas adalah foto ilustrasi "Puncak gunung es" yang terkenal. Para ahli "otak" sering menggunakan ilustrasi di atas untuk menunjukkan seperti apa pikiran kita yang sebenarnya. Permukaan air adalah batas kesadaran kita. Pikiran Sadar kita adalah bongkahan yang muncul di atas permukaan laut. Sedangkan pikiran bawah sadar adalah bongkahan raksasa yang ada di dalam laut.
Menurut mereka, sesungguhnya sebagian besar informasi yang kita terima tersimpan di pikiran bawah sadar kita dan belum muncul ke permukaan. Hanya sebagian kecil dari informasi yang kita terima benar-benar kita ingat atau sadari. Prinsip ini adalah kunci penting untuk memahami Déjà vu.
Jadi intinya,banyak peristiwa yang kita alami tersimpan di pikiran bawah sadar kita.
Déjà vu terjadi ketika sebuah ingatan yang berada di pikiran bawah sadar kita muncul ke pikiran sadar kita dan ini dipicu dengan keadaan yang sama persis dengan apa yang pernah kita alami.
baca juga : Spontaneous Human Invisibility
Referensi : sciencedaily.com scienceagogo.com
Read More...
Label:
Tubuh Manusia
Langganan:
Postingan (Atom)